jump to navigation

Kisah Seorang Ibu September 10, 2008

Posted by safruddin in Inspirasi.
trackback

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.” Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua”,jawab ibu itu.” Wouw… hebat sekali putra ibu” pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah ,anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu??Bagaimana dengan kakak adik-adik nya??”” Oh ya tentu ” si Ibu bercerita :”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ” Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??”Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ” anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ??? “

Apakah kamu mau tahu jawabannya??????…

Please scroll….

.

.

.

.

…Please scroll

.

.

.

….Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
” Ooo …tidak tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”

Note :

Pelajaran Hari Ini : Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN”

Komentar»

1. awad - September 11, 2008

salut bwt petani itu..

tapi saya sangat lebih salut kepada ibu

TOP BGT…

2. badi - September 15, 2008

ketika saya membaca cerita ini membuat saya menundukan diri…

salut buat petani…. yang mau membiayai sekolah adik2nya sampai sukses….

salut buat ibu yang dengan jujur mengatakan bahwa ia lebih bangga dengan ank yang perta dan ibu jujur sekali mengatakannya…

3. fik - September 28, 2008

wah,, bnr bagt mas.. bukan siapakah kamu tapi apakah yang telah kita lakukan. terima kasih atas ceritanya

4. andre - Oktober 31, 2008

salut atas kerja keras nya,salut untuk si ibu jg.
jangan lihat syapa kita tapi lihat apa yg telah kita lakukan.

5. dwi - November 1, 2008

q salut ma anak pertama,buat q dialah yang terhebat

6. yana - November 28, 2008

yup betul banget…“Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN”..
semua berawal dari bawah.. salut..!

7. wiwi - November 29, 2008

Subhanallah,, Hebat bgt ank pertama tu,,
berkorban demi ade”nya..
Dia lah yg TerHebat..

8. tohier...klaten - Januari 14, 2009

subhanallah……..

jangan melihat dari cover nya saja….

lihat apa yg dia usahakan………..

9. ririe - Agustus 12, 2009

subhanallah…..
allahu akbar……..
saya sendiri malu dgn diri sy sendiri apa sudah ada yg saya lakukan untuk mereka

10. man - Agustus 13, 2009

saya bngga dngan didikan seorng ibu pda anak yang pertama, ats pngorban ibu hingga smua anaknya mnjdi orng yng sukses

11. olivia - Agustus 23, 2009

aku ingin seperi anak pertama yg bisa menyekolahkan adik2 n bisa membuat ibu ku bahagia….

12. olivia - Agustus 23, 2009

wlpun dgn hasil bertani tapi semua sukses terpenting berguna buat orng2 sekitar kita

13. chipluk - September 22, 2009

bagus bgt cerita ya….membuat kita malu akan diri sendiri…intropeksi diri apa yg sudah kita lakukan sleama ini buat kita..keluarga ….sekitar kita…negara…dunia..


Tinggalkan komentar